HUKUM PERJANJIAN/KONTRAK BISNIS
Oleh : M.Syukran Lubis, SH., CN., M.Kn.
Peristilahan
Istilah lain dari kata
“Perjanjian” adalah : Kontrak, Persetujuan, Contract, Agreement.
Pengaturan Hukum Perjanjian
Mengenai
Hukum Kontrak/ Perjanjian diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPdt) buku III tentang “PERIKATAN”.
Pengertian Perjanjian
Pasal
1313 KUHPerdata menyatakan : “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain
atau lebih”.
Asas
Kebebasan Berkontrak
Didalam hukum perjanjian dikenal
salah satu asas yaitu Asas Kebebasan Berkontrak yaitu, Adanya kebebasan yang
seluas-luasnya oleh undang-undang diberikan kepada masyarakat untuk mengadakan
perjanjian tentang apa saja, asalkan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang memaksa, kepatutan/kesusilaan dan ketertiban umum.
Berlakunya asas kebebasan
Berkontrak di jamin oleh Pasal 1338 ayat (1) KUHPdt yang menyatakan : “setiap
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuatnya”
Syarat-Syarat
Sah Perjanjian
Menurut Pasal 1320 KUHPdt syarat-syarat
sah perjanjian adalah :
1. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2.
kecakapan untuk membuat suatu perjanjian;
3.
suatu
hal tertentu;
4.
suatu
sebab yang halal.
Syarat
pertama dan kedua dinamakan syarat-syarat subjektif. Apabila syarat pertama atau kedua
tidak dipenuhi maka Perjanjian dapat
dibatalkan: Voidable / vernietigbaarheid.
Syarat
ketiga dan keempat merupakan syarat-syarat obyektif. Apabila syarat ketiga atau keempat tidak
dipenuhi maka Perjanjian batal demi hukum: Void/ nietig.
Ingkar Janji (Wanprestasi)
Wanprestasi
adalah tidak melaksanakan atau tidak memenuhi isi perjanjian sebagaimana yang
telah ditetapkan dan disepakati pihak-pihak dalam suatu perjanjian tersebut
Macam-macam
Wanprestasi
1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan
dilakukan.
2. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi
tidak sebagaimana yang dijanjikan.
3. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi
terlambat.
4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian
tidak boleh dilakukannya.
(Prof. Subekti, 1983 :45)
Akibat Hukum Bagi Debitur Yang Melakukan
Wanprestasi
1. Debitur diharuskan membayar ganti kerugian
yang diderita kreditur.
2.
Pembatalan perjanjian disertai dengan pembayaran
ganti kerugian.
3.
Peralihan resiko kepada debitur sejak saat
terjadinya wanprestasi.
4.
Pembayaran biaya perkara apabila diperkarakan dimuka
hakim.
Penyusunan
Kontrak
Penulisan kontrak bisnis
mengikuti suatu pola umum yang merupakan anatomi dari sebuah kontrak, sebagai
berikut :
1. Judul;
2. Pembukaan;
3. Pihak-pihak;
4. Latar belakang kesepakatan;
5. Isi;
6. Penutupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar